Laporan Akhir
Praktikum Kimia Dasar II
PENURUNAN TITIK
BEKU LARUTAN
Kelompok V :
1. Sriyanti Zainal
2. Sitria H. Rajak
Jurusan Kimia
Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas
Negeri Gorontalo
2015
A.
JUDUL
PENURUNAN
TITIK BEKU LARUTAN
B.
TUJUAN
1.
Menentukan
penurunan titik beku larutan dalam naftalen
2.
Menentukan
penurunan titik beku belerang dalm naftalen
C.
DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat
homogen antara molekul, atom, ataupun ion dari dua zat atau lebih.Sifat larutan
berbeda dengan sifat pelarut murninya. Terdapat empat sifat fisika yang penting
besarnya bergantung pada hakekatnya partikel zat terlarut tetapi tidak
bergantung pada jenis zat terlarutnya. Keempat sifat ini di kenal dengan sifat
koligatif larutan. Sifat koligatif tersebut adalah tekanan uap, titik didih,
titik beku, dan tekanan osmotik (Romdhoni.2014:1).
Salah satu sifat kologatif larutan adalah
titik beku. Titik beku suatu zat cair adalah suhu di mana zat cair tersebut
berubah wujud menjadi padat. Selama proses pembekuan berlangsung tidak terjadi
perubahan suhu. Jika suatu zat non volatil (sukar menguap) dilarutkan kedalam
pelarut tertentu, maka pelarut tersebut akan membeku pada suhu yang lebih
rendah.
Menurut
Roult, penurunan titik beku larutan berbanding lurus dengan konsentrasi
larutan.
∆Tf
= Kf..m atau ∆Tf =
.n.kf
∆Tf = menyatakan penurunan
titik beku larutan.
n = menyatakan jumlah mol larutan.
P = menyatakan berat pelarut dalam satuan
gram.
Kf = menyatakan tetapan penurunan titik
beku molal pelarut
(Teaching,team.2015.penuntun
praktikum kimia dasar II:5).
Berikut daftar tetapan penurunan titik
beku molal beberapa larutan
Pelarut
|
Titik beku
( )
|
Kf..
(m-1)
|
Air, H2O
|
0,00
|
1,86
|
Benzena, C6H6
|
5,50
|
5,12
|
Etanol, C2H6O
|
-144,60
|
1,99
|
Kloroform, CHCl3
|
-63,50
|
4,68
|
Karbon disulfida, CS2
|
-111,50
|
3,83
|
Kamfor, C10H16O
|
179,80
|
40,00
|
Naftalena, C10H8
|
80,20
|
6,80
|
Di Negara yang memiliki musim dingin,
karena suhu udara dapat mencapai dibawah titik beku normal air, sehingga
diperlukan zat yang dapat menurunkan titik beku air dalam radiator mobil yang
di sebut ‘zat antibeku’. Zat antibeku yang banyak di gunakan untuk radiator
adalah etilen glikol (preston), C2H6O12.
Untuk mencairkan es yang terdapat dijalan-jalan dan trotoar digunakan CaCl2
sebagai penurun titik beku air (Sunarya,yayan.2012.Kimia Dasar 2: 33).
Penurunan titik beku larutan dapat dipakai
untuk menentukan zat terlarut. Kemolalan zat terlarut (mB) adalah
mB
=
Jika
massa zat terlarut sebesar wB dan massa pelarut wA, maka
:
mB = =
∆Tf = kf. mB
Mr = 1000. wA /
wB
Cara menentukan Mr senyawa adalah dengan
menimbang sedikit zat terlebih dahulu. Kemudian dilarutkan dalam pelarut yang
telah diketahui massanya. Setelah itu, titik didih atau titik larutan diukur
dengan cermat untuk mencari ∆Tf-nya. Akhirnya hitunglah Mr (Syukri,S.1999.Kimia
Dasar 2: 374).
Untuk larutan elektrolit titik bekunya
lebih rendah dari pada nonelektrolit pada konsentrasi yang sama. Persamaan
untuk penurunan titik beku dari elektrolit sama dengan nonelektrolit, kecuali
untuk pertamanya dikalikan (i), yang disebut dengan faktor Hoff. Untuk larutan
encer elektrolit,
∆Tf = Kf..molalitas.(i)
(Prasetiawan,widi.2008.Kimia
Dasar:300).
Sebagai faktor Van’t Hoff yang
dilambangkan dengan I yaitu:
i =
nilai (i) untuk garam-garam dapat
dihitung dengan cara menentukan jumlah ion-ion persatuan rumus. Misalnya, NaCl
memiliki nilai (i) = 2, K2SO4 memiliki nilai (i) = 3; dan
seterusnya. Niali hitungan ini diasumsikan bahwa ketika garam dilarutkan
kedalam air terjadi ionisasi sempurna membentuk ion-ionnya
(Sunarya,yayan.2012.Kimia Dasar 2: 39).
Menurut Van’t Hoff
semakin kecil konsentrasi larutan elektrolit, harga (i) semakin besar, yaitu
semakin mendekati jumlah ion yang dihasilkan oleh satu molekul senyawa
elektrolitnya. Untuk larutan encer, harga (i) dianggap sama dengan jumlah ion (Romdhoni.2014:7-8).
D.
ALAT DAN BAHAN
1.
Alat
No
|
Nama
Alta
|
Gambar
|
Kategori
|
Fungsi
|
1
|
Termometer 100 0C
|
1
|
Sebagai Alat pengukur suhu yang mampu mengukur suhu
sampai 100 0C
|
|
2
|
Gelas kimia 250 mL
|
1
|
Sebagai tempat untuk melarutkan zat yang tidak butuh
ketelitian tinggi,
|
|
3
|
Tabung reaksi besar
|
1
|
Digunakan untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam
jumlah sedikit.
|
|
4
|
Klem tiga jari dan statif
|
1
|
Sebagai tempat untuk menjepit tabung reaksi
|
|
5
|
Penangas Air
|
2
|
Sebagai alat pemanas tetapi secara tidak langsung
|
|
6
|
Stopwatch
|
1
|
Untuk
menghitung waktu
|
2.
Bahan
No
|
Nama Bahan
|
Sifat Fisik
|
Sifat Kimia
|
1
|
Naftalen
|
-
Berwarna putih transparan dan berkristal
-
Bahan dari lilin
-
Titik didih 204 0C (477 K)
-
Titik beku 1750C – 1770C (448 K – 450 K)
-
Massa molar 128,17052
|
-
Mudah menguap dan mudah terbakar
-
Merupakan hidrokarbon berwarna
putih
-
Sebagian besar di produksi
digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik
|
2
|
Belerang
|
- Kristal
belerang berwarna kuning, kuning kegelapan, dan kehitam-hitaman, karena
pengaruh dari unsur pengotornya.
- Berat
Jenis ialah 2,05 – 2,09
- Kekerasan
: 1,5 – 2,5 pada skala MOhs
- Ketahanan
: getas atau mudah hancur(brittle)
Pecahan : berbentuk
konkoidal dan tidak rata
- Kilap : dammar
- Goresan berwarna putih
|
- Tidak
larut dalam air, atau H2S04
- Titik lebur 129 C
- Titik didih 446 C
- Mudah larut dalam CS2,
CC14, minyak bumi, minyak
tanah, dan anlin
- Pengantar panas dan listrik yg
Buruk
- Apabila dibakar apinya
berwarna biru dan
menghasilkan gas-gas SO2
yang berbau busuk
-Banyak mineral
|
E.
PROSEDUR KERJA
a.
Penentuan Titik
Beku Larutan Naftalen
b. Penentuan
Titik Beku Larutan Belerang dalam Naftalen
|
|
|
|
F.
HASIL PENGAMATAN
a.
Penentuan Titik
Beku Larutan Naftalen
Titik Didih = 90° C
Waktu (Menit)
|
Suhu (°C)
|
1
|
89 °C
|
2
|
79 °C
|
3
|
75 °C
|
4
|
72 °C
|
5
|
69 °C
|
6
|
66 °C
|
7
|
63 °C
|
8
|
60 °C
|
9
|
57 °C
|
10
|
54 °C
|
11
|
51 °C
|
12
|
49 °C
|
13
|
46 °C
|
14
|
44 °C
|
15
|
40 °C
|
16
|
39 °C
|
17
|
38 °C
|
18
|
38 °C
|
19
|
37 °C
|
20
|
36 °C
|
Waktu
(Menit)
|
Suhu
(°C)
|
21
|
36
°C
|
22
|
36
°C
|
23
|
35
°C
|
24
|
35
°C
|
25
|
35
°C
|
26
|
35
°C
|
27
|
35
°C
|
28
|
34
°C
|
29
|
34
°C
|
30
|
34
°C
|
31
|
34
°C
|
32
|
34
°C
|
33
|
34
°C
|
34
|
34
°C
|
35
|
33
°C
|
36
|
33
°C
|
37
|
33
°C
|
38
|
33
°C
|
39
|
33
°C
|
2.
Penurunan titik
beku Belerang dalam Naftalen
Titik Didih = 95° C
Waktu (Menit)
|
Suhu (°C)
|
1
|
82
|
2
|
78
|
3
|
77
|
4
|
76
|
5
|
74
|
6
|
72
|
7
|
70
|
8
|
68
|
9
|
65
|
10
|
62
|
11
|
59
|
12
|
57
|
13
|
54
|
14
|
52
|
15
|
49
|
16
|
47
|
17
|
44
|
Waktu
(Menit)
|
Suhu
(°C)
|
18
|
42
|
19
|
41
|
20
|
40
|
21
|
39
|
22
|
38
|
23
|
37
|
24
|
36
|
25
|
36
|
26
|
36
|
27
|
35
|
28
|
34
|
29
|
34
|
30
|
34
|
31
|
34
|
32
|
34
|
33
|
34
|
G.
PERHITUNGAN
v Mencari Persen Kesalahan :
·
Tf Teori C10H8 = 80,5
Tf Percobaan C10H8
= 33
·
Tf Teori C10H8 + S8 =
68
Tf Percobaan C10H8
+ S8 = 34
v Menentukan
Percobaan
v Menentukan
melalui Perhitungan
v Menentukan
Mr. S8 pada Percobaan
v
Grafik hubungan antara waktu ( t ) dan
perubahan suhu ( ∆T )
1.
Grafik penurunan titik beku pelarut naftalen.
2.
Grafik hubungan titik beku pelarut belerang
dengan naftalen.
H.
PEMBAHASAN
Titik beku suatu zat cair adalah suatu dimana
zat cair tersebut berubah wujud menjadi padat. Selama proses pembekuan
berlangsung tidak terjadi perubahan suhu. Jika suatu zat nonvalatil (sukar
menguap) dilarutkan kedalam pelarut tertentu,maka pelarut tersebut akan membeku
pada suhu yang lebih rendah. Besarnya penurunan titik beku bergantung pada zat
terlarut.
Jika
kosentrasi larutan sebesar satu molal, maka kenaikan titik didih sama dengan
tetapannya dan penurunan titik beku sama dengan tetapannya. Titik bekunya di
sebut titik beku molal. Secara matematis titik beku molal dapat dituliskan
sebagai berikut :
jika maka
1.
Penentuan titik beku dalam Naftalen
Pada percobaan ini
Naftalen (C10H8) bertindak sebagai pelarut yang akan
mengalami penurunan titik beku yang besarnya sebanding dengan konsentrasi
molalnya.
Telah diketahui bahwa sifat koligatif larutan tergantung
pada jumlah zat terlarut dan zat pelarut. Semakin banyak zat terlarut yang
dilarutkan dalam zat pelarut, maka penurunan titik bekunya semakin tinggi pula.
Hal ini
dikarenakan konsentrasi molalnya juga bertambah sedangkan perubahan titik
bekunya sebanding dengan konsentrasinya.
Pada percobaan ini kami memulai dari memasukkan air (H2O)
kedalam gelas kimia 250 mL sebanyak 2/3 bagian kemudian memasukkan tabung
reaksi yang berisi naftalen (sudah dihaluskan)
dan sudah dirangkai pada statif dan klem tiga jari dan dipasangkan juga
termometer untuk mengukur suhu dari naftalen, setelah itu dilakukan proses
pemanasan. Dalam proses pemanasan ini, tidak menggunakan pemanasan secara
langsung melainkan menggunakan penangas air, agar dalam proses pemanasan
suhunya tetap terkontrol (Suhu Naftalen). Air adalah zat cair yang memiliki
titik didih 100 dan titik beku 0, sehingga dapat mempermudah mengontrol suhu naftalen selama
proses pemanasan berlangsung.
Dalam proses pemanasan ini diusahakan sampai naftalen
menjadi meleleh kemudian di hentikan pemanasan dan di keluarkan statif beserta
klem yang terpasang tabung reaksi dalam percobaan ini dari gelas kimia, Setelah
proses pemanasan Naftalen yang berbentuk serbuk tadi berubah menjadi cairan
yang bening. Hal ini disebabkan karena Naftalen mengalami kenaikan titik didih.
Dimana suhu Naftalen ini menjadi 90°C kemudian di catat suhunya dan dijadikan
sebagai titik leleh.
Kemudian mencatat suhunya setiap 1,0 menit sampai suhunya
mencapai pada titik beku dimana naftalen yag meleleh tadi berubah wujud menjadi
membeku. Dari hasil percobaan ini suhu
dari naftalen yang membeku kembali adalah 33°C. Dengan adanya titik beku
naftalen (Tf C10H8). Sebesar 33 oC maka jika
dibandingkan dengan Tf C10H8 secara teori sebesar 80,5
oC akan di peroleh %kesalahan sebesar 59%.
2. Penenteuan
Titik Beku Larutan Belerang dalam Naftalen
Pada percobaan ini, digunakan
campuran dari Naftalen atau yang di kenal dengan kapur barus dan serbuk
belerang yang sudah di campurkan dalam tabung reaksi dan sudah terpasang di
statif dan klem tiga jari. Kemudian memasukkan air sebanyak 2/3 bagian ke dalam
gelas kimia 250 mL, lalu memasukkan rangkaian ke dalam gelas kimia dan setelah itu dilakukan proses
pemanasan. Dalam proses pemanasan ini, tidak menggunakan pemanasan secara
langsung melainkan menggunakan penangas air, agar dalam proses pemanasan
suhunya tetap terkontrol. Air adalah zat cair yang memiliki titik didih 100 dan titik beku 0, sehingga dapat mempermudah mengontrol suhu larutan selama proses pemanasan berlangsung.
Sama perlakuan dengan percobaan pada Pelarut Naftalen
setelah pemanasan dihentikan, kemudian di amati proses terjadinya penurunan
titik beku larutan. Suhu ketika larutan ini meleleh adalah
950C. Untuk mencapai pada suhu konstan ini dapat di peroleh melalui mengukur suhu
dari campuran larutan tersebut tiap menjelang 1,0 menit hingga suhu tersebut
konstan atau tetap. Ketika suhu dari campuran tersebut konstan maka keadaan ini
dinamakan titik beku dari larutan tersebut. Saat proses penurunan titik beku,
campuran Naftalen dan belerang ini kembali membeku atau kembali menjadi padat. Suhu
campuran pada saat konstan yaitu tepat pada suhu 340C. Dari
perhitungan yang dilakukan maka diperoleh %kesalahan yaitu sebesar 50%.
I.
KESIMPULAN
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
· Titik
beku pelarut murni Naftalen pada percobaan ini sebesar 33, sedangkan menurut
teori titik didih pelarut murni Naftalen adalah 74.
· Titik
beku larutan Belerang dalam Naftalen pada percobaan ini sebesar 34
· Penurunan
titik beku larutan selalu berbanding lurus dengan konsentrasi larutan.
J.
KESALAHAN RELATIF
Kurang telitinya praktikan saat
membaca skala thermometer dan pengukuran waktu.
K.
TUGAS PASCA PRAKTIKUM
Soal
1.
Berapa Penurunan Titik Beku larutan
belerang dalam naftalen dari hasil percobaan? Adakah perbedaannya dengan hasil
perhitungan? Jelaskan.
2.
Berdasarkan data yang anda peroleh,
tentukan rumus molekul belerang?
Jawaban
1.
Berdasarkan Hasil percobaan, Penurunan
titik beku belerang dalam naftalen adalah sebesar 33 dan mempunyai perbedaaan yang jauh berbeda
dengan yang ada pada teori, hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya beberapa
kesalahan dalam praktikum sehingga penurunan titik beku larutan dalam naftalen
berbeda
2.
Sn = …..?
Mr.S8 = (Ar.
S)n
43,52 = 32n
Maka Rumus Molekul
Belerang yakni S
DAFTAR PUSTAKA
Prasetiawan, Widi. 2008. Kimia Dasar. Jakarta : Cerdas Pustaka
Romdhoni. 2014. Larutan. (online) di akses di larutan.pdf
tangal 10 April 2015 pukul 07:54 wita
Sunarya, Yayan. 2012. Kimia Dasar 2. Bandung : Yrama Widya
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : ITB
Team, Teaching. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Gorontalo
: Universitas Negeri Gorontalo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar